Percaya
akan Allah merupakan inti kepercayaan kita atas kenyataan hidup. Disamping itu
kita percaya akan Allah Yang Berbelaskasih, kita memiliki kepercayaan yang
besar akan kuasa Allah yang membahagiakan di dunia ini.
Percaya akan Allah ada hubungannya dengan kenyataan
bahwa kita diresapi olehnya bahwa kita bukanlah penentu utama atas hal-hal itu
semua. Ada sesuatu, di luar kemanusiaan kita terdapat sesuatu hal yang
menentukan. Ada sesuatu yang kita tak akan pernah tahu apa itu. Hidup penuh
pengharapan untuk kita berarti hidup berdasarkan kesadaran bahwa kita
sungguh-sungguh didatang olehNya.
Peristiwa-peristiwa
dalam hidup kita berlangsung silih berganti. Satu peristiwa diganti oleh
peristiwa berikutnya. Kadang-kadang kita merasa suatu peristiwa terulang
kembali. Banyak peristiwa lewat tanpa sempat kita hayati. Hanya beberapa saja
yang mengesan, membekas dalam benak kita. Peristiwa-peristiwa kunci itu menjadi
penentu atau titik simpul hidup kita.
Sering
kita terlarut dalam suatu peristiwa. Baik kegembiraaan maupun kesedihan bisa membuat
kita tertekan. Akibatnya, kita tidak sempat memikirkan yang lain selain
kesedihan ataukegembiraan.
Hidup
kita ini suatu anugerah dari Tuhan. Hidup ini suatu penyelenggaraan Tuhan.
Tidak ada orang yang menyelenggarakan hidupnya sendiri. Tuhan selalu campur
tangan dalam hidup manusia. Soalnya adalah bagaimana manusia menanggapi
hidupnya. Apakah dalam susah dan sedih ia menanggapi sebagai kutukan dari
Tuhan? Atau apakah dalam kondisi seperti itu ia menanggapinya sebagai bentuk
lain dari kasih sayang Tuhan atas dirinya?
Sebagai
orang-orang yang beriman kepada Tuhan, tentu kita akan menanggapi segala bentuk
susah, sedih dan derita hidup ini sebagai bentuk perhatian Tuhan terhadap kita.
Karena itu, yang mesti kita lakukan adalah kita senantiasa berserah diri kepada
Tuhan. Kita mesti senantiasa mengandalkan kasih setia Tuhan atas diri kita.
Berserah diri kepada Tuhan berarti kita membiarkan Tuhan menguasai diri kita.
Tuhan satu-satunya penyelenggara hidup kita ini. Tiada yang lain yang mampu
memisahkan hidup kita dari penyelenggaraan Tuhan.
Setiap
hari kita mengalami betapa hidup ini begitu indah. Tentu saja indahnya hidup
ini tidak tercipta hanya dari yang baik-baik saja. Hidup ini juga tercipta dari
kesulitan-kesulitan hidup. Karena itu, mari kita syukuri aneka pengalaman hidup
ini. Kita mengsyukurinya karena aneka pengalaman itu mampu membentuk hidup kita
seperti sekarang ini. Tuhan memberkati.
0 komentar:
Posting Komentar